Ilustrasi hewan kurban. (Foto: apps.wix.com)
JAKARTA, medinavoyage.id – Hikmah menyembelih hewan kurban ternyata sangat mendalam. Menyembelih hewan kurban asakah bukti mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS.
Dalam Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, Ditjen PHU Kemenag RI: 2020 dijelaskan, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim lewat mimpinya agar menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bukti keimanan dan ketakwaannya kepada-Nya.
Kemudian Allah SWT menggantikannya dengan binatang sembelihan yang besar. Ada dua hikmah terdapat dalam kejadian ini:
1. Ibrahim AS memperlihatkan ketaatan yang sempurna kepada Allah SWT Yang Mahaagung, pada saat ia diperintah untuk menyembelih putra kesayangannya sendiri.
2. Menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah berupa nikmat tebusan. Allah swt menjadikan orang yang menyembelih hewan termasuk orang yang bersedekah dari nikmat yang Allah berikan kepadanya. Dia bukan termasuk orang fakir yang berhak menerima sedekah.
Jemaah haji dan orang-orang yang berkurban pada hakikatnya berada pada tingkatan tertinggi di sisi Allah sebab tidak ada kedudukan yang paling tinggi melebihi ketaatan kepada-Nya dalam setiap perintah-Nya, sekalipun dalam bentuk menyembelih putranya sendiri.
Karenanya jemaah haji dianjurkan menyembelih hewan kurban sesuai kemampuan, setidaknya dengan menyembelih seekor kambing, sebagaimana Nabi Muhammad SAW memberi contoh menyembelih 100 ekor unta untuk kurban ketika ia berhaji wada’.
Penyembelihan hewan mengartikan kesucian karena darah yang ditumpahkan itu seolah-olah adalah darah kotor. Penyembelihan hewan juga mengisyaratkan pengorbanan untuk menggapai ridha Allah SWT. Secara fisik, menyembelih hewan kurban atau hewan dam adalah dengan memotong lehernya.
Tapi secara subtantif-filosofis, penyembelihan hewan ini menunjukkan pesan penting kepada umat Islam untuk memotong sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam diri manusia. Iri, dengki, serakah, rakus, sombong, mau menang sendiri, tak kenal sanak saudara adalah sebagian dari sifat-sifat kebinatangan yang harus dipotong dan disembelih dari diri setiap manusia.
Allah tidak menginginkan daging-daging sembelihan karena Dzat Mahasuci itu memang tidak membutuhkan daging, tapi Ia menginginkan ketakwaan para pelaksana kurban atau sembelihan.
Ketakwaan sejati hanya dapat diimplementasikan oleh mereka yang terbebas dari sifa-sifat kebinatangan.
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ“
Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin” (QS Al-Hajj [22]: 37).
Hikmah atau kebijaksanaan di balik menyembelih hewan kurban sangatlah mendalam dalam Islam. Berikut adalah beberapa hikmah yang terkait dengan ibadah kurban dikutip dari berbagai sumber:
1, Mengekspresikan Rasa Syukur
Menyembelih hewan kurban merupakan ungkapan syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan.
2. Menghidupkan Sunnah Nabi Ibrahim AS
Berkurban mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS yang bersedia mengorbankan putranya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, yang kemudian digantikan dengan hewan kurban.
3. Pembersihan Jiwa
Berkurban diharapkan dapat membersihkan jiwa dari sifat tamak dan mengajarkan untuk berbagi dengan sesama.
4. Mendekatkan Diri kepada Allah
Melalui pengorbanan ini, umat Islam berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
itulah hikmah menyembelih hewan kurban. Semoga menjadi pelajaran penting bagi yang akan berkurban.