Umrah. (Foto: mawasim.com)
JAKARTA, medinavoyage.id – Talbiyah merupakan ungkapan yang diucapkan oleh jemaah haji atau umrah saat mereka memasuki tanah suci. Talbiyah merupakan bagian penting dari ibadah haji dan umrah, dan biasanya diucapkan dengan penuh kesungguhan dan khidmat.
Talbiyah berbunyi:
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk. Laa syarika lak.”
Terjemahan bebasnya adalah:
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Talbiyah ini mengandung makna kesetiaan, pengabdian, dan pengakuan bahwa kita tunduk sepenuhnya kepada Allah dalam perjalanan ibadah haji dan umrah.
Sementara itu, mengutip Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, Ditjen PHU Kemenag RI: 2020 dijelaskan jika Talbiyah adalah jawaban atas panggilan Allah swt untuk melaksanakan haji, yang diucapkan seseorang ketika memasuki ihram haji atau umrah.
Seseorang yang mengucapkan talbiyah harus didahului dengan sikap yang tulus/ikhlas, ongkos atau biaya haji/umrahnya diperoleh dari harta yang halal, hatinya bersih dari sifat riya’, sombong, dan ingin dipuji. Dia menunjukkan perasaan khusyu’ (merendahkan diri) kepada Allah swt untuk menyaksikan keagungan dan kebesaran-Nya. Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ حَاجًّا بِنَفَقَةٍ طَيِّبَةٍ، وَوَضَعَ رِجْلَهُ فِي الْغَرْزِ، فَنَادَى: لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، زَادُكَ حَلَالٌ، وَرَاحِلَتُكَ حَلَالٌ، وَحَّجُكُ مَبْرُوْرٌ غَيْرُ مَأْزُورٍ، وَإِذَا خَرَجَ بِالنَّفَقَةِ الْخَبِيثَةِ، فَوَضَعَ رِجْلَهُ فِي الْغَرْزِ، فَنَادَى : لَبَّيْكَ، نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: لا لَبَّيْكَ وَلَا سَعْدَيْكَ، زَادُكَ حَرَامٌ وَنَفَقَتُكَ حَرَامٌ، وَحَجُّكَ غَيْرُ مَبْرُوْرٍ (رواه الطبراني)
“Ketika seseorang yang akan berhaji keluar dari rumah dengan nafakah (ongkos haji) yang baik (halal), kemudian dia meletakkan kakinya di atas kendaraan lalu mengucapkan “Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah, aku sambut panggilan-Mu”, akan ada suara yang memanggil dari langit, “Aku sambut panggilanmu dan kebahagiaan yang tiada tara untukmu, bekalmu dari yang halal dan kendaraanmu halal, hajimu mabrur tidak tercampur dengan dosa.”
Apabila seseorang yang akan berhaji keluar dari rumah dengan bekal yang haram, maka ketika dia naik kendaraan lalu mengucapkan “Aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allah” tiba-tiba terdengar suara dari langit “tidak, aku tidak menyambut panggilanmu dan engkau tidak mendapatkan kebahagiaan, bekalmu dari harta yang haram dan nafkahmu haram, hajimu, tidak mabrur” (HR ath-Thabrani: 5224 dari Abu Hurairah, dalam Mu’jamul Ausath).
Talbiyah adalah lantunan suara ketakberdayaan hamba di depan Tuhannya. Talbiyah juga wujud kesyukuran hamba atas nikmat panggilan menunaikan ibadah haji. Dengan membaca talbiyah, hakikatnya manusia sedang diajak untuk masuk ke dalam alam kehambaan sejati, mengakui keagungan dan kemahakuasaan Allah swt.
Saat melantunkan lafaz talbiyah, hati akan bergetar tak terperi, menunduk dan merintih menangis di hadapan Ilahi. “Aku memenuhi panggilanmu ya Rabb. Tak ada sekutu bagi-Mu ya Rabb. Segala macam pujian dan semua jenis kekuasaan hanya milik-Mu ya Rabb.” Kalimat ini mengisyaratkan ketundukan dan keberserahan diri, sebuah pengakuan seorang hamba yang tak punya apa-apa, yang lemah, dan tak kuasa bahkan terhadap dirinya sendiri.