Masjid Qiblatain. (Foto: pexels.com)
JAKARTA, medinavoyage.id — Masjid Qiblatain, yang berarti “masjid dua kiblat,” adalah salah satu masjid terkenal di Madinah, Arab Saudi. Masjid Qiblatain memiliki sejarah unik karena di sinilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk mengubah arah kiblat dari Masjid Al-Aqsa di Yerusalem ke Masjidil Haram di Mekkah.
Dalam Ditjen PHU Kemenag dan NU Online dijelaskan, masjid tersebut mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah karena masjid ini dibangun di atas tanah bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq. Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina.
Pada tahun kedua Hijriah, Senin bulan Rajab waktu Żuhur, turunlah wahyu QS al-Baqarah [2]: 144, yang memerintahkan Nabi saw untuk menjadikan Ka’bah di Masjidil Haram Makkah sebagai kiblat.
Pada waktu Ashar, para sahabat yang salat berjamaah di Masjid Qiblatain masih menghadap Baitul Maqdis. Namun, di tengah salat berjamaah tersebut, datang seorang sahabat yang masbuq (terlambat) dan berteriak bahwa Rasulullah saw dan para sahabatnya di Masjid Nabawi telah beralih kiblat ke Masjidil Haram. Maka, serentaklah imam dan makmumnya mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdiss ke Masjidil Haram. Karena peristiwa tersebut, akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.
Mengutip Wikipedia, masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi, termasuk perluasan besar-besaran pada tahun 1987 oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd. Kini, masjid ini menjadi salah satu tempat ziarah yang sering dikunjungi oleh jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia.