Ilustrasi. (Foto : pixabay.com)
JAKARTA, medinavoyage.id — Dalam Islam, seorang pemimpin memiliki tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan amanah.
Menurut Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Miftahul Huda Lc MA, seorang pemimpin harus meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW. Ada empat sifat utama yang wajib dimiliki oleh setiap pemimpin agar dapat menjalankan tugas kepemimpinannya dengan baik.
1. Shiddiq (jujur)
“Pemimpin harus jujur, tidak hanya dalam perkataan tetapi juga dalam tindakan. Kejujuran ini harus selalu berpijak pada kebenaran,” tegas Kiai Miftah, begitu akrab disapa, kepada MUIDigital, Selasa (3/12/2024)
Menurutnya, kejujuran adalah fondasi utama dalam memimpin, karena dengan kejujuran, pemimpin dapat dipercaya dan dihormati oleh masyarakatnya.
2. Tabligh (menyampaikan)
Selain kejujuran, seorang pemimpin harus mampu menyampaikan kebijakan dengan benar kepada masyarakat.
“Tabligh itu artinya menyampaikan kebijakan yang baik, serta pengaturan yang benar kepada masyarakat,” ujar Kiai Miftah. Pemimpin tidak hanya berperan dalam membuat kebijakan, tetapi juga harus mampu menjelaskan dan mengkomunikasikannya dengan jelas agar dipahami dan diikuti oleh masyarakat.
3. Amanah (dapat dipercaya)
Kiai Miftah menekankan pentingnya amanah dalam memimpin. “Sekecil apapun amanah kepemimpinan, harus dituntaskan dengan penuh tanggung jawab. Jika tidak, itu berarti pengkhianatan,” jelasnya. Amanah, atau dapat dipercaya, adalah kualitas penting yang menunjukkan integritas seorang pemimpin dalam menjalankan tugas-tugasnya.
4. Fathanah (cerdas)
Kecerdasan adalah sifat yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. “Fathonah berarti cerdas. Pemimpin harus cerdas dalam merencanakan dan mewujudkan visi dan misinya, serta bijaksana dalam menjalankan kebijakannya,” tambah Kiai Miftah. Kecerdasan ini diperlukan dalam membuat keputusan yang baik untuk masyarakat, serta memastikan bahwa tujuan kepemimpinan dapat tercapai.
Kiai Miftah menegaskan bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya, baik di dunia maupun di akhirat.
“Jika seorang pemimpin tidak amanah dalam menjaga agama atau memakmurkan dunia, ia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Sekecil apapun bentuk pengkhianatan, hukumnya di akhirat sangat berat,” ujar dia.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَللَّمَ قال ألَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِييَّتِهِ فَاللْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهههِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian bertanggung jawab atas yang dipimpin.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kepemimpinan dalam Islam bukan hanya mengenai kemampuan memimpin, tetapi juga tentang meneladani sifat-sifat luhur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Empat sifat utama yang dijelaskan di atas memberikan panduan penting bagi pemimpin Muslim di berbagai level, baik dalam skala kecil maupun besar.
Dengan menanamkan nilai-nilai jujur, cerdas, dapat dipercaya, dan mampu menyampaikan kebijakan yang benar, diharapkan para pemimpin dapat menjalankan amanahnya dengan baik demi kesejahteraan bersama di dunia dan tanggung jawab di akhirat.
Sumber: mui.digital