Ilustrasi. (Foto:pexels.com)
Isra dan Mi’raj adalah perjalanan spiritual bersejarah Nabi Muhammad Saw. yang menjadi momen penting dalam penetapan ibadah shalat oleh Allah Swt. Perjalanan ini mencakup perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dilanjutkan dengan perjalanan ke langit menuju Sidratil Muntaha, semuanya ditempuh dalam satu malam.
Peristiwa mukjizat yang luar biasa ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam mendidik anak-anak untuk mengenal pentingnya ibadah shalat.
Khutbah dengan judul “Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak” mengajak kaum muslimin untuk memanfaatkan momen peringatan Isra dan Mi’raj sebagai langkah awal dalam mendidik anak memahami asal-usul kewajiban menjalankan shalat. Dengan mengenalkan sejarah ini, diharapkan anak-anak dapat lebih memahami dan menghargai pentingnya melaksanakan shalat.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَالِقِ الحَبِّ وَالنَّوَى وَخَالِقِ العَبْدِ وَمَا نَوَى اَلمُطَّلِعِ عَلَى بَاطِنِ الضَّمِيْرِ وَمَا حَوَى بِمَشِيْئَتِهِ رَشَدَ مَنْ رَشَدَ وَغَوَى مَنْ غَوَى وَبِإِرَادَتِهِ فَسَدَ مَا فَسَدَ وَاسْتَوَى مَا اسْتَوَى وَ صَرَفَ مَنْ شَاءَ إِلَى الهُدَى وَمَنْ شَاءَ إِلَى الهَوَى أَحْمَدُهُ عَلَى صَرْفِ الهَمِّ وَالجَوَى حَمْدًا مَنْ أَنَابَ وَارْعَوَى وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عُرِجَ بِهِ ثُمَّ عَادَ وفِرَاشُهُ مَا انْطَوَى، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَأَنْعِمْ وَأَكْرِمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ مَا عَطِشَ إِنْسَانٌ وَارْتَوَى
فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ العَظِيْمِ، إِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى فِيْ السِّرِّ وَالعَلَنِ، إِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى القَائِلَ فِي كِتَابِهِ العَظِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوْا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ فَقَدْ قَالَ فِى اٰيَةِ الأُخْرَى: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh AllahTidak bosan dan tidak jenuh khatib sampaikan sebagai pengingat bagi diri sendiri dan jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Entah itu, ketika berada dalam kesendirian maupun di tengah keramaian. Allah berfirman dalam kitab suci Al-Qur’an, surat At-Taubah ayat 119:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!”
Jama’ah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Perintah syari’at untuk mendidik anak agar mampu melaksanakan ibadah shalat sudah jelas disebutkan oleh Rasulullah dalam haditsnya. Dalam hal ini, ada tahapan-tahapan yang perlu dilakukan oleh orang tua untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab Sunan-nya:
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Artinya: Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun. Kemudian, pukullah mereka untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia sepuluh tahun. Dan pisahkanlah tempat tidur di antara mereka.” (HR. Abu Daud)
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati AllahDari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, kita bisa memahami bahwa ada tahapan dalam mendidik anak untuk melaksanakan ibadah shalat. Tahapan ini dimulai sejak anak berusia tujuh tahun hingga mencapai umur sepuluh tahun.
Menurut Syekh Ali bin Sulthan Muhammad al-Hari dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatil Mashobih, setiap tahapan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. memiliki alasan tertentu. Di usia tujuh tahun, anak diperintahkan untuk mulai shalat agar mereka terbiasa dan merasakan senang dalam melakukannya.
Ketika anak memasuki usia sepuluh tahun, mereka diperbolehkan untuk diberi teguran lebih tegas, bahkan pukulan yang mendidik, jika meninggalkan shalat. Sebab, usia ini sudah mendekati masa baligh, yang berarti tanggung jawab ibadah mulai melekat. Selain itu, pemisahan tempat tidur diterapkan di usia ini karena anak telah memasuki masa pubertas.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati AllahMomen Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw. adalah saat yang tepat untuk memperkenalkan ibadah shalat, khususnya kepada anak-anak yang masih berada di bawah usia tujuh tahun.
Menurut Slamet Suyanto dalam bukunya Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, masa anak usia dini, yaitu 0-8 tahun, adalah fase di mana mereka mengalami pertumbuhan pesat, baik fisik maupun mental. Ini adalah waktu yang sangat cocok untuk menanamkan nilai-nilai agama, termasuk sejarah Isra dan Mi’raj sebagai asal-usul kewajiban shalat.
Orang tua tidak perlu bingung mencari cara untuk mengenalkan hal ini. Di zaman sekarang, kita punya banyak sumber yang mudah diakses, baik dari media cetak maupun elektronik. Cara yang sederhana bisa dilakukan, seperti membacakan kisah sejarah Isra dan Mi’raj, memutar audio cerita, menunjukkan gambar, atau video animasi yang relevan. Tujuannya adalah menanamkan rasa ketertarikan anak terhadap ibadah shalat dan sejarah penting dalam kehidupan Nabi Muhammad.
Jika anak sudah terbiasa mendengar dan memahami cerita ini sejak kecil, ketika memasuki usia tujuh tahun, mereka sudah memiliki motivasi untuk melaksanakan shalat dengan kesadaran sendiri. Barulah kemudian kita mengajarkan shalat melalui pendekatan fikih secara lengkap.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Momen Isra dan Mi’raj ini adalah kesempatan berharga. Marilah kita manfaatkan untuk mendidik anak-anak kita, generasi penerus kita, agar mengenal dan mencintai ibadah shalat. Tidak ada alasan untuk merasa kesulitan, karena di era digital ini, hanya dengan ponsel dan internet, kita bisa mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Jika ingin lebih mendalam, tersedia banyak buku agama yang membahas peristiwa Isra dan Mi’raj.
Mari kita siapkan generasi yang bertakwa dengan mendidik mereka sejak dini. Semoga Allah memberi kemudahan dan keberkahan atas usaha kita semua. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر
إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عٍبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرْ
Penulis: Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman
Sumber: NU Online