Ilustrasi. (Foto: pixabay.com)
JAKARTA, medinavoyage.id — Rasulullah SAW kerap melaksanakan puasa Senin dan Kamis. Puasa Senin Kamis merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Tidak hanya memiliki keutamaan spiritual yang besar, puasa ini juga memberikan berbagai manfaat fisik dan mental bagi mereka yang rutin melaksanakannya.
Salah satu hadits yang menjelaskan keutamaan puasa Senin dan Kamis diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Amal-amal manusia diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku ingin ketika amalku diperlihatkan, aku sedang dalam keadaan berpuasa.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, dan Nasa’i).
Hadits ini menunjukkan bahwa puasa pada hari Senin dan Kamis memiliki keutamaan khusus karena pada hari-hari tersebut, amal perbuatan manusia dihadapkan kepada Allah SWT. Dengan berpuasa, seorang hamba berharap amalannya diterima dengan lebih baik.
Secara spiritual, puasa Senin dan Kamis dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT serta meningkatkan ketakwaan. Selain itu, puasa juga membantu dalam melatih kesabaran, mengendalikan hawa nafsu, dan memperbaiki akhlak.
Lantas bagaimana dengan aspek medis? Salah satu manfaat berpuasa, termasuk berpuasa sunnah Senin Kamis adalah
berpuasa dapat membunuh sel yang berpotensi menyebabkan penyakit kanker.
Wakil Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (LK-MUI) Dr dr Bayu Wahyudi SpOG MPHM MHKes MM menerangkan hal tersebut.
Menurutnya, saat berpuasa, tubuh manusia mengalami perubahan metabolisme. Dalam kondisi normal, lanjutnya, tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama.
“Namun, saat berpuasa, tubuh mulai membakar cadangan lemak untuk mendapatkan energi, proses ini disebut ketosis,” kata dr Bayu kepada MUIDigital, Rabu (28/4/2025).
Lebih lanjut, Bayu menjelaskan, puasa dapat menginduksi autogafi, yaitu proses di mana sel-sel tubuh membersihkan diri dari komponen yang rusak, termasuk sel abnormal yang berpotensi menjadi kanker.
Bayu mengungkapkan studi yang dilakukan oleh pemenang Nobel Kedokteran 2016 bernama Yoshinori Ohsumi. Studi tersebut menunjukkan bahwa autofagi dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker.
“Studi oleh Yoshinori Ohsumi (pemenang Nobel Kedokteran 2016) menunjukkan bahwa autofagi dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker,” jelasnya.