Waketum MUI, DR KH Marsudi Syuhud. (Foto: istimewa)
Badan Pusat Statistik pada pertengahan 2023 menyebutkan, jumlah entrepreneur di Indonesia mencapai lebih dari 56 juta orang. Indonesia masih ketinggalan jauh dengan negara lain. Ini adalah menjadi tantangan sekaligus peluang bagi anak muda.
Bila dibandingkan dengan jumlah populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 280 juta jiwa, persentase entrepreneur baru mencapai 3,47 persen.
Persentase ini masih di bawah negara tetangga yakni Singapura sebesar 8,76 persen dan Malaysia 4,7 persen. Dari total tersebut, dilihat dari segi usia golongan dari yang berusia muda antara tahun 20-29 tahun di Indonesia masih tergolong cukup kecil, yakni sebesar 6,1 juta atau 11 persen dari total jumlah entrepreneur di Indonesia.
Sementara Indonesia dengan jumlah entrepreneur yang masih kecil merupakan peluang besar bagi para pemuda pemudi untuk menjadi pembayar pajak dan zakat terbesar di negara yang sedang terus membangun. Hidup di negara yang sedang membangun peluang rezekinya lebih besar daripada hidup di negara yang sudah kebutuhan hidupnya cukup, seperti Ameria Serikat, Inggris, Jerman, Hongkong, dan Singapura. Infrastruktur seperti perkantoran, perumahan, pelabuhan, dan jalan tol sudah sangat menunjang.
Makanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih tinggi dari mereka seperti yang diprogramkan oleh Presiden Prabowo 8 persen, ini peluang besar sekaligus tantangan buat generasi muda bangsa..
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pemanfaatan ilmu.
Apapun jurusan kuliah mahasiswa harus mendapat bekal cukup untuk memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh. Sebagai contoh, para kiai pada masa dulu walaupun tidak mempunyai ijazah formal, tetapi mereka mempunyai legacy (warisan) yang besar sebab mereka dibekali dengan ilmu memanfaatkan ilmu.
Itulah ilmu entrepreneur, yang diartikan para kiai dengan bahasa mereka yang sangat mudah dengan definisi orang kampung yang mudah diingat yaitu entrepreneur adalah orang yang mampu menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada, dari nol menjadi ada, dari nothing becomes everything.
Mereka memang tidak mengantongi ijazah dalam pengertian formal, tetapi mereka memiliki ijazah amalan sehingga mendirikan yang tadinya tidak ada menjadi ada.
Walaupun hidupnya di kampung jauh dari keramaian mampu mendirikan lembaga pendidikan besar yang diawali dari membangun masjid, sekolah, rumah sakit bahkan sampai membangun pabrik yang produknya dibutuhkan masyarakat.
Inisiatif luar biasa dari para kiai tak lain salah satunya termotivasi dari kitab Ta’limul Muta’alim yang merupakan landasan sekaligus acuan ilmu untuk memanfaatkan ilmu.
Bagi para alumni akademi, S1, dan S2 mestinya sudah lebih mudah untuk menemukan jati dirinya jika di bekali satu ilmu lagi yaitu ” ilmu untuk memanfaatkan ilmue” seperti membaca kitab kitab modern yang dapat mendorong dan mempercepat jiwa entrepreneur seperti kitab-kitab moderen yang membimbing cara berpikir seperti kitab, The power of change, The Power of Thinking, Time Management, Lead by Words dan lainnya.
Setiap orang hidup diberikan modal yang sama dari Allah SWT, bedanya bagi yang sukses karena mampu menggunakannya modal itu dengan bimbingan satu ilmu untuk memanfaatkan ilmu. Modal dari Allah SWT yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pertama, lima pancaindra. Kedua waktu. Ketiga pikiran. Keempat energi yang dialirkan melalui logika dan analisa. Empat modal ini satu persatu di implementasikan oleh seorang entreprenur dengan cara :
Pertama,
الإدراك لقدرات اللامحدودة لتغيير احوالنا
Dari jutaan informasi peluang temukan satu yang sesuai dan minat paling besar yang ada di diri kita
Kedua,
التوكل على اللّٰه
Percaya satu peluang yang telah dipilih jangan ganti ganti.
Ketiga,
اتخاذ القرار بااستخدام هذه القدرات
Pengambilan keputusan dengan memaksimalkan semua kemampuan dengan segala analisisnya, risk profit and loss nya telah dipertimbangkan.
Keempat,
اختيار الاسلوب المناسب للتنفيد
Cara implementasi yang tepat akan mempengaruhi cepat nya keberhasilan
Kelima,
Keinginan yang kuat, akan menjadi power yang kuat
Keenam,
الاستحقاق للعمل
Kelayakan untuk bekerja, sesuai alatnya sesuai sdmnya dan lain-lain
Ketujuh,
التوقع
Harapan sesuai yang ditargetkan, yang direncanakan
Kedelapan,
الاعتقاد والتقابل الذاتي
Yakin dan percaya diri, bahwa usahanya akan sukses
Kesembilan,
تنظيف الماضي
Yang lalu sudah berlalu, esok belum datang, yang ada detik ini, hari ini lakukan sekarang, jangan ditunda besok-besok
Kesepuluh
ترتيب الحاضر القيم والاولويات
Lakukan segera dengan mengedepankan prioritas
Kesebelas,
المسؤولية
Kalau sudah memulai akan muncul sikap tanggung jawab
Kedua belas,
الصورة الذاتي
Setelah berjalan baik, maka itulah anda, jadilah anda sekarang.
Yang demikian ini adalah kita telah diberi inspirasi dari Kitab Suci kita, surat Adz-Dzariyat ayat 21:
وَفِىٓ أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
Artinya: “Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Oleh:
*Artikel ini adalah orasi ilmiah yang disampaikan Dies Natalis ‘ yang ke-62 Universitas Islam Negeri UIN Purwokerto
Sumber: https://mui.or.id/baca/berita/entrepreneur-meningkat-negara-insya-allah-semakin-kuat