Jabal Uhud. (Foto: youtube.com)
JAKARTA, medinavoyage.id –Jabal Uhud merupakan nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Letaknya ± 5 kilometer dari pusat kota Madinah, berada di pinggir jalan lama Madinah-Makkah.
Di lembah bukit ini pernah terjadi perang dahsyat antara 700 kaum Muslimin melawan 3.000 kaum Musyrikin Makkah. Dalam pertempuran itu, 70 syuhada Muslim gugur, antara lain Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Perang Uhud terjadi pada 3 H.
Waktu kaum Musyrikin Makkah sampai di perbatasan Madinah, umat Islam mengadakan musyawarah bersama para sahabat yang dipimpin oleh Nabi Muhammad saw. Banyak para sahabat mengusulkan agar umat Islam menyongsong kedatangan musuh di luar kota Madinah. Usul ini akhirnya disetujui oleh Nabi Muhammad saw.
Rasulullah kemudian menempatkan beberapa pemanah di atas bukit ar-Rimah (bukit sebelah utara Uhud) di bawah pimpinan Mash’ab bin Umair untuk mengadakan serangan-serangan bilamana kaum Musyrikin mulai menggempur kedudukan umat Islam.
Dalam perang yang dahsyat tersebut, umat Islam sempat mendapat kemenangan gemilang, sehingga kaum Musyrikin lari pontang-panting. Namun, pasukan pemanah yang berada di atas gunung tergoda setelah melihat barang-barang berharga yang ditinggalkan musuh.
Sebagian besar mereka meninggalkan pos untuk turut mengambil harta rampasan perang, padahal Nabi Muhammad saw telah memerintahkan agar mereka tidak meninggalkan pos, apa pun yang terjadi.Pos jaga yang kosong itu dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam), seorang ahli strategi perang yang memimpin tentara berkuda (kaum Musyrikin), untuk menggerakkan tentaranya kembali menyerang dari arah belakang (Selatan), sehingga umat Islam mengalami kekalahan yang tidak sedikit.
Dalam perang ini, Hindun binti ‘Utbah mengupah Wahsyi Alhabsyi, budak Zubair, untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib karena ayah Hindun dibunuh oleh Hamzah dalam perang Badar. Begitu pula Zubair bin Mut’im berjanji kepada Wahsyi akan memerdekakannya jika ia berhasil membunuh Hamzah.
Nabi Muhammad saw sendiri dalam peperangan tersebut mendapat luka-luka dan beberapa buah giginya tanggal. Para sahabat yang menjadi perisai diri Nabi Muhammad saw gugur karena badan mereka penuh dengan anak panah. Setelah perang usai, kaum Musyrikin mengundurkan diri kembali ke Makkah.
Nabi saw kemudian memerintahkan agar mereka yang gugur dimakamkan di tempat mereka roboh sehingga ada satu liang kubur berisi beberapa syuhada. Kuburan Uhud saat ini dikelilingi tembok. Ucapan salam saat umat Islam menziarahi tempat ini patut disampaikan kepada Sayyidina Hamzah ra, Mash’ab bin Umair ra, dan para syuhada Uhud.
Sumber: Ditjen PHU Kemenag RI dan NU Online