Direktur Bina Haji, Musta’in Ahmad. (Foto: Mustarini Bella Vitiara)
TANGERANG SELATAN, medinavoyage.id — Di tengah upaya yang terus dilakukan untuk memperoleh tambahan kuota petugas haji 1446 H/2025 M, Kemenag lakukan sejumlah inisiatfi untuk mengoptimalkan kinerja petugas. Hal itu antara lain dilakukan dengan menyusun analisis beban kerja petugas haji.
Proses ini dilakukan bekerja sama dengan Lembaga Kajian Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan (LK3P) Universitas Indonesia.
“Kita sudah kaji dengan LK3P UI untuk menghitung beban kerja dan lain-lain. Dari eksisting kuota petugas saat ini sebanyak 2.210 orang, sebenarnya paling tidak kita butuh 1.000 orang untuk tambahan petugas,” ungkap Musta’in pada pembukaan Training of Trainer Fasilitator Bimbingan Teknis PPIH Arab Saudi dan PPIH Kloter di Tangerang Selatan, Rabu (5/2/2025).
Musta’in pun mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam mendapatkan tambahan petugas haji tahun ini adalah kebijakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, yang (hanya) memberi kuota petugas sebanyak 1% dari kuota jemaah.
“Di satu sisi kita harus meyakinkan Saudi tentang perlunya jumlah petugas yang memadai bagi karakteristik jemaah haji Indonesia, di sisi lain Saudi saat ini sedang membangun sistem layanan berbasis digital yang semakin masif serta pemberdayaan petugas dari Saudi sendiri, sehingga dengan sistem tersebut mereka beranggapan tidak lagi memerlukan banyak petugas,” ujarnya.
Dalam catatan, kuota petugas haji tahun 2025 ini sebanyak 2.210 orang. Artinya, secara kuantitas turun drastis dibandingkan kuota yang didapat Indonesia pada 2024 lalu, yang mencapai 4.200 petugas.
“Ini PR kita semua, para trainer, para fasilitator, untuk meyakinkan para petugas yang jumlahnya amat sangat kurang itu untuk bisa mengemban tugas dengan baik,” tegas Musta’in lagi.
Ia menambahkan, kegiatan Training of Trainer Fasilitator Bimbingan Teknis PPIH Arab Saudi dan PPIH Kloter digelar untuk memberikan pembekalan kepada para fasilitator melalui forum diskusi dan simulasi agar permasalahan dan keterbatasan jumlah petugas yang ada dapat diatasi bersama dengan baik.
“Kita mencari cara terbaik agar (bila tidak mendapat tambahan kuota petugas) bagaimana satu orang petugas itu dapat berkerja di atas rata-rata. Jadi kalau satu orang itu rata-rata bekerja sekitar delapan jam, maka kita akan cari orang yang bekerja bisa tiga kali lipat, artinya bekerja 24 jam, ini sangat sulit tapi bismillah semoga bisa,” tandas Musta’in.
Kegiatan Training of Trainer Fasilitator Bimbingan Teknis PPIH Arab Saudi dan PPIH Kloter ini digelar selama 3 (tiga) hari, mulai 5 s.d. 7 Februari 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 55 peserta dari berbagai unsur, antara lain dari Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Pusdiklat Kemenag, Ditjen PHU, serta Kepala Bidang PHU Embarkasi dan Ketua Tim Bina Haji Embarkasi.
