Jemaah haji Indonesia mengambil miqat di Masjid Aisyah atau Tan’im untuk melakukan umrah Sunnah.(Foto: Kemenag)
MAKKAH, medinavoyage.id–Jemaah Haji Indonesia yang sudah tiba di Makkah, tentu tidak melepaskan kesempatan untuk beribadah dengan sebaik-baiknya. Sambil menunggu masa puncak haji, sebagian jemaah memanfaatkan waktu yang tersedia untuk menunaikan umrah.
Untuk menunaikan umrah, jemaah haji wajib mengambil miqat makani. Ada beberapa pilihan miqat. Bagi jemaah yang datang dari Madinah, mereka mengambil miqat di Bir Ali (Dzulhulaifah). Sementara yang dari Asia dan Yaman, mereka mengambil miqat dari Yalamlam.
Selain itu ada pula miqat Al-Juhfah, yaitu miqat bagi penduduk Arab Saudi Bagian Utara dan Afrika Barat Bagian Utara; qarnul Manazil, yaitu miqat bagi penduduk Najd, Irak dan Iran yang melewatinya. Ada pula Dzatu Irqin (Adh-Dharibah), yaitu miqat bagi penduduk Irak yang melewatinya, dan Hudaibiyah yang jaraknya sekitar 25 km dari Masjidil Haram.
Lantas bagaimana dengan jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Makkah dan ingin melaksanakan umrah sunnah?
Selain miqat-miqat di atas, ada satu miqat yang bisa menjadi rujukan jemaah haji Indonesia untuk menunaikan umrah sunnah. Miqat itu adalah Masjid Tan’im atau dikenal dengan Masjid Aisyah.
Dalam satu hadist riwayat Muslim r.a, Nabi Muhammad Saw memperbolehkan Siti Aisyah untuk umrah dengan mengambil miqat di Tan’im ini. Mulanya Nabi Muhammad saw menunaikan haji wada’ bersama Aisyah. Namun karena Aisyah masih menstruasi, Nabi meminta Aisyah untuk menunaikan seluruh rangkaian haji kecuali tawaf. Setelah suci dari haid, Nabi meminta saudaranya, Abdurrahman bin Abu Bakar, untuk mengantarkan Aisyah ke desa Tan’im, bermiqat dari sana untuk niat ihram.
Tan’im ini berjarak sekitar 7 km dari Masjidil Haram. Untuk menuju ke Tan’im, jemaah bisa menggunakan bus atau taksi.
Suasana di Tan’im cukup nyaman untuk mengambil miqat. Dilengkapi dengan fasilitas MCK dan ruang masjid yang luas. Lahan parkir pun terhampar luas, menjadikan banyak taksi menawarkan jasanya kepada jemaah menuju masjidil haram.
Di Tan’im ini, jemaah biasanya akan berwudhu, melakukan salat sunnah ihram, kemudian berniat ihram. Jemaah kemudian bergerak menuju Masjidil Haram sambil melantunkan kalimat talbiyah.
Pembimbing Ibadah Kloter 15 Embarkasi Solo (SOC 15), Muhaimin mengatakan, pihaknya memilih Miqat Tan’im untuk umrah sunnah para jemaah haji.
“Kami melakukan niat dan berpakaian ihram dari miqat Tan’im ini. Mengingat miqat ini yang terdekat dengan Masjidil Haram. Kemudian kami imbau jemaah untuk menjaga larangan ihram selama umrah Sunnah,” katanya, Selasa (20/5/2025) di Makkah.
Kendati demikian, PPIH Arab Saudi mengimbau para jemaah agar tetap menjaga kesehatan sebagai persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah PPIH Arab Saudi, Ali Machzumi berpesan kepada jemaah untuk tidak melaksanakan umrah sunnah berkali-kali demi menjaga kesehatan diri menjelang puncak haji Armuzna.
Ali Mahzumi pun tidak menyarankan lansia ataupun risti mengikuti umrah sunnah, mengingat masih ada kegiatan yang lebih penting untuk melaksanakan haji yang masih ditunggu.
“Dalam pelaksanaan umrah sunnah ini pun kami menganjurkan kepada jamaah agar tetap menjaga kesehatan dengan menggunakan APD alat pelindung diri, saling membantu di antara jamaah yang membutuhkan bantuan, tidak egois mementingkan dirinya sendiri, dan gemar menolong. Kami juga berpesan kepada jemaah untuk jaga kebersamaan dan kekompakan,” ucapnya.