Foto: pixabay.com
JAKARTA, medinavoyage.id – Semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadan harus ditingkatkan. Jika mengikuti sosok baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam meraih ridha` Allah SWT.
Beliau dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, dan mengajak anggota keluarga untuk beribadah. Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir Ramadan melebihi kesungguhan beribadah di waktu selainnya.
Setidaknya, mengutip Kemenag.go.id, kesungguhan beliau ini disebabkan beberapa faktor, antara lain:
Pertama, sepuluh hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadan yang penuh berkah. Dan setiap amalan manusia dinilai dari amalan penutupnya.
Kedua, 10 malam terakhir adalah malam-malam yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.
Ketiga, kerinduan akan keindahan lailatul qadar atau malam kemuliaan yang keutamaan beribadahnya melebihi beribadah sepanjang 1000 bulan.
Keempat, beliau memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terlena dalam kesibukan mempersiapkan kebutuhan hari raya sehingga melupakan keutamaan beribadah di 10 hari terakhir.
Keutamaan 10 malam terakhir juga banyak dibahas di berbagai sumber, seperti di antaranya;
Diampuni segala dosanya
Umat Muslim yang berpuasa dan melaksanakan ibadah lainnya seperti salat tarawih atau salat malam seperti salat tahajud di bulan Ramadan akan dihapuskan dosanya di masa lalu.
Dikabulkan doanya
Malam-malam terakhir Ramadan merupakan waktu yang istimewa untuk berdoa dan memohon kepada Allah SWT.
Dijauhkan dari api neraka
Allah pun akan membebaskan hamba-Nya dari siksa api neraka jika mereka melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya di bulan Ramadan.
Mendapat pahala kebaikan seribu bulan
Amal ibadah yang dilakukan pada malam-malam ini akan mendapatkan pahala yang setara dengan ibadah selama seribu bulan.
Semoga kita semua dapat memanfaatkan momen istimewa ini dengan sebaik mungkin dan mendapatkan berkah serta ampunan dari Allah SWT. Aamiin.